
Menurut Magdalena Sitorus penulis buku seri ” Perempuan penyintas 1965″
Pegiat isu perempuan dan anak
Dalam acara Memperingati Hari Kebangkitan Politik Perempuan 2022 dalam Diskusi Buku Seri Perempuan Penyintas 1965 – Potret Penyintasan Perempuan Hidup dengan pil pahit sejarah.
Menurut Magdalena Sitorus ini merupakan hari kebangkitan perempuan karena di isi dengan diskusi tentang buku seri Perempuan penyintas tahun 1965 dan tujuan sebenarnya lebih ke generasi muda Milenial saat ini.
Bila hal seperti ini tidak ada yang mengeksplor kembali sejarah ini akan semakin tidak diketahui generasi selanjutnya tentang peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi di negeri ini, dan sejarah harus benar-benar nyata tidak ada kepentingan-kepentingan lainnya, misalnya kepentingan politik tertentu dan lainnya.
Dalam diskusi buku tentang perempuan penyintas 65 yang saya tulis sampai ke-14 akan tetapi yang khusus untuk perempuan komunitas dan waktu yang singkat ini sudah ada 4.
Saya menulis buku penyintas ini dari permulaan saya yang berlatar belakang paripurna komisioner Komnas Perempuan, melihat keberadaan perempuan dan anak Indonesia, berangkat dengan isu tersebut saya tergerak untuk menuliskan sebagai pembahasan buat para perempuan Indonesia yang tidak pernah terangkat di publik.
Penulisan buku-buku ini benar benar dari sumber perempuan-perempuan melalui interview bertutur sapa langsung dengan melalui proses-proses hingga jadi berita yang akurat dari mereka sendiri.
Untuk acara hari ini yang hadir dari anak SMA, LPSK, Mahasiswa dan beberapa masyarakat umum dan yang lainnya, saya tergerak karena ini harus terangkat beritanya dari pengalaman-pengalaman mereka yang rentan mengalami diskriminasi dan kekuasaan, ini kesempatan karena mereka mau kita angkat, walau banyak juga yang tidak mau mungkin karena trauma jadi kita juga harus paham kenapa tidak mau, dan dengan pengalaman yang mau di publish akan menularkan kepada mereka yang belum mau sehingga mau membuka pengalamannya.
Saya justru mengangkat mereka agar terbuka sejarah tindakan masa lalu tentang mereka, ada beberapa mahasiswa yang membuat tesis tentang masalah ini, saya sangat bersyukur karena ada yang meneruskan sejarah yang lurus ini
Dan harapan saya yang paling berkesan dengan para perempuan penyintas itu mau membuka masa lalunya yang membuat prihatin begitu mengakhiri pembicaraan dengan awak media.
(RedChris)
Be the first to comment