
Setelah Lewat Djam Malam”,
Interpretasi Baru pada Film Legendaris Indonesia
Dipersembahkan oleh Garasi Performance Institute, KawanKawan Media, Direktorat Perfilman,
Musik dan Media, dan IM3
(Jakarta, 24 November) Salah satu film legendaris Indonesia, “Lewat Djam Malam”, akan
kembali dihadirkan dengan format baru: pertunjukan teater silang-media yang
mempertemukan dan mendialogkan medium film dan seni pertunjukan dalam satu
panggung, dengan judul “Setelah Lewat Djam Malam”. Pertunjukan yang digarap
berdasarkan, dan berdialog dengan film klasik “Lewat Djam Malam” (1954) karya Usmar
Ismail ini akan hadir pada 2-3 Desember 2022, di gedung Graha Bhakti Budaya (GBB).
Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Di bawah arahan sutradara teater Indonesia terkemuka, Yudi Ahmad Tajudin (sutradara
terpilih Majalah Tempo, penerima Anugerah Seni Kemendikbud, peraih Ibsen
Scholarship-Norwegia, dan Asian Cultural Council/ACC-New York Fellow), serta tim
kreatif yang terdiri dari aktor dan seniman-seniman pertunjukan ternama di Indonesia,
pentas yang berdialog antara film dan teater ini dipersembahkan produser Yulia Evina
Bhara dari KawanKawan Media sebagai alternatif lain, yang berkelas, atas seni
pertunjukan di Indonesia.
Yudi Ahmad Tajudin, sutradara pertunjukan “Setelah Lewat Djam Malam”,
mengungkapkan “Kerangka estetika pertunjukan ini bukan sekedar ‘alih wahana’, yang
memindah ekspresi seni dari satu wahana ke wahana lain, tetapi ‘silang-media’, yang
mempertemukan dan mendialogkan wahana, atau media, yang berbeda-beda sebagai
satu kesatuan ekspresi. Sejauh ini, proses latihan yang telah dilakukan telah membuka
dan menciptakan bentuk seni pertunjukan yang segar Semoga penonton nanti juga bisa
mendapatkan pengalaman menonton yang segar dan berbeda.”
“Karya silang media ini sejalan dengan program Direktorat Perfilman, Musik dan Media,
oleh karenanya kami menyambut baik dan turut terlibat. Menyilangkan film dengan
teater relevan dengan fenomena media yang semakin mempengaruhi kehidupan dunia
hari ini dan film klasik Lewat Djam Malam yang dipilih untuk direspon utang tidak hanya
menghasilkan karya yang baru lagi tapi ada pelajaran pelajaran tentang sejarah dan
an Ahmad Mahendra, Direktur
menghasilkan karya yang baru lagi tapi ada pelajaran-pelajaran tentang sejarah dan
kemanusiaan serta kebangsaan yang dapat dipetik”, ungkap Ahmad Mahendra, Direktur
Perfilman, Musik dan Media, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan. Riset, dan
Teknologi.
“Sejalan dengan semangat kolaborasi yang selalu dibawa IM3 melalui Collabonation
sebagai wadah bagi anak muda Indonesia menghasilkan karya-karya kolaboratif, IM3
sangat senang dan antusias mendukung karya seni pertunjukan ‘Setelah Lewat Djam
Malam’. Lewat karya ini, Collabonation sekaligus meneruskan komitmen selama 3 tahun
terakhir untuk terus mengeksplorasi beragam disiplin seni seperti pertunjukan ‘Setelah
Lewat Djam Malam’ yang turut dimainkan secara kolaboratif oleh para musisi, aktor, dan
aktris lintas generasi. Kami berharap karya kolaborasi seperti ini dapat dinikmati oleh
generasi muda Indonesia dan menginspirasi mereka untuk selalu membawa semangat
kolaborasi dalam berkarya”, ungkap Fahroni Arifin, SVP-Head of Brand Management &
Strategy IM3.
Pertunjukan “Setelah Lewat Djam Malam”, yang lakon panggungnya ditulis oleh
Permata Adinda dan Shohifur Ridho’i, akan dimainkan oleh aktor-aktor ternama
Indonesia: Reza Rahadian, Dira Sugandi, Kelly Tandiono, Sal Priadi, Lukman Sardi, dan
Josh Marcy, serta para penari Dansity.
Selain itu juga melibatkan Musisi Mery Kasiman sebagai Penata Musik, Ugoran Prasad
sebagai Dramaturg, Sigit D. Pratama sebagai Penata Panggung. Retno Damayanti
sebagai Penata Kostum, Deden Bulqini sebagai Penata Visual, Adhiwinanto Semali
sebagai Penata Kamera Panggung. Heliana Sinaga dan Yustiansyah Lesmana sebagai
Asisten Sutradara, Ignatius Sugiarto sebagai penata Cahaya, Siko Setyanto dan Josh
Marcy dari sebagai Koreografer, Gading Paksi sebagai Manager Panggung, Mitae, Dara
Hanafi, Lusia Neti Cahyani dan Amerta Kusuma sebagai Tim Produksi, Adrian Mulya,
Yose Riandi, Pradnya Paramita sebagai fotografer panggung, sementara Poplicist di
bawah pimpinan Nazira C. Noer bertindak sebagai publisis.
“Setelah Lewat Djam Malam diproduksi oleh Garasi Performance Institute dan
KawanKawan Media, didukung oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta IM3 Collabonation
Film “Lewat Djam Malam”, yang diproduksi tahun 1954, adalah film klasik yang ditulis
oleh Asrul Sani dan disutradarai oleh Usmar Ismail Film “Lewat Djam Malam” meraih
penghargaan Film Terbaik pada FFI 1955. Pada tahun 2012 film ini seperti hidup
kembali setelah direstorasi oleh National Museum of Singapore dan World Cinema
Foundation, bekerja sama dengan Yayasan Konfiden dan Kineforum Dewan Kesenian
Jakarta. Setelah direstorasi selama kurang lebih dua tahun (2010-2012), film ini
ditayangkan di Seksi Cannes Classic, Festival Film Cannes, dan kemudian diedarkan
kembali secara terbatas di beberapa bioskop Indonesia.
Produser Yulia Evina Bhara menambahkan, “Film ini merupakan suatu perenungan atas
tema kebangsaan dan kedaulatan individu dalam dunia modern. Tema itu disampaikan
melalui kisah Iskandar, seorang mantan pejuang kemerdekaan yang berusaha memasuki
dan beradaptasi dengan dunia baru, kehidupan pasca kemerdekaan, yang berbeda
dengan yang ia bayangkan sebelumnya. Pertemuannya dengan kekasihnya, Norma,
serta rekan-rekan perjuangannya dahulu, dan sesosok perempuan yang
mengesankannya, Laila, tak membuat Iskandar bisa menghindar dari perasaan asing
atas dunia baru yang ia masuki.”
“Semoga pertunjukan Setelah Lewat Djam Malam ini dapat mempertemukan penonton
film dan teater untuk mengalami sebuah pertunjukan segar, berbeda dan mengesankan
untuk akhir tahun mereka”, tambah Yulia Evina Bhara
Tiket pertunjukkan “Setelah Lewat Djam Malam” dapat dibeli melalui layanan aplikasi
Gotix dan Loket.com
(RedNkri)
Be the first to comment