
Jakarta – 28 Juli 2022
Awalmula kami berusaha hanya sederhana
Karena hobby masak sering teman-teman dan tetangga-tetangga yang mencicipi, ternyata cocok selera dan masakan kita.
Dari situ mereka jadi sering memesan rendang kami
Kenapa saya memilih rendang, itu saya mulai usahanya tanpa rencana dan permintaan terus-terusan bertambah dan waktu dimasukin ke online ke medsos langsung dapat order dan terus-terusan ada orderan akhir jalan terus dan akhirnya juga kita legalkan
Saya memulai usaha dari tahun 2015 dilegalkannya dan mengurus perijinannya seperti IPRT dan sebagainya kita urus semua dan tahun 2016 kita sudah punya semua perijinannya dan sudah punya lengkap termasuk halalnya juga.
Kalau sebulan kita produksi bisa sampai 4 ton dan kami mengekspor ke Amerika serikat ke Australia ke new Zealand. karena kemarin-kemarin covid kita kena dampak pesawat mahal dan sebagainya
kalau sekarang sudah pakai kontainer LCL tapi kalau yang ke Amerika itu masih produksi dan mengikuti ajang pameran di mana-mana di Indonesia dari mulai tahun 2017 2020
produksi kami buat sendiri di Depok Jawa Barat, kemudian 2020 itu sudah HCCP 2021 kami punya USB
jadi sudah boleh ekspor ke Amerika, dan bumbu kami olah sendiri, bahan-bahan kami datangkan dari kampung sendiri dan kami olah sendiri di Depok
Resep bumbu-bumbu ini kami peroleh dari kampung saya, kampung saya di Batu Palano Bukittinggi.
Kami dalam mengolah rendang ini baru mempekerjakan 10 orang kayawan
dan sempat banyak karyawan cuma karena imbas pandemi juga karyawan jadi berkurang
Saat ini sekarang kita pakainya lebih banyak karyawan harian
Yang semula sebulan bisa empat ton sebulan plus daging sama bumbu kalau bumbunya saja kita bisa 8 ton
tanpa daging kalau untuk rendang dagingnya kita bisa 4 ton produksinya
Tempat produksi kita di Depok Tanah Baru Depok kecamatan Beji.
Dari rasa kami bikin yang ada rasa pedas, sedang, apa tidak pedas
Kita bikin ini untuk standar ekspor
juga jadi enggak pedas tapi tetep ada rasa cabenya jadi produk kita bisa dinikmati dari anak-anak umur 5 tahun yang memang biasa tahan pedas jadi dari anak umur 5 tahun sampai orang 70 tahun
dan banyak pelanggan saya yang udah tua masih suka rendang sapi, sama rendang jengkol
kalau jengkolnya sendiri saya bikinnya enggak bau aroma jengkol, tapi malah seperti rasa daging, dan di olah sedemikian rupa makanya bisa di ekspor karena enggak bau jadi maksudnya pembeli sampai sananya misal ke Amerika kan kita tinggal di apartemen jadi tidak kebauan.
Kita membikin 8 varian
Sekarang kondisi seperti ini yang penting kita selalu punya stok
Dari varian itu ada rendang sapi, ada rendang jengkol, rendang kacang merah, kemudian ada dendeng balado, balado daging sama bumbu rendangnya itu semuanya ada stoknya jadi kalau misalnya sekali bikin ya tergantung kebutuhan lagi tapi yang paling banyak itu dibeli adalah daging. Saya sih sebetulnya berharap bisa masukin rendang itu ke Timur tengah karena kalau misalnya keluar seperti Amerika gitu kan enggak bisa masuk dagingnya kalau ke Timur Tengah kan bisa sepanjang masa asal produknya halal, tepat sekali bisa masuk Saudi Arabia Semoga didukung oleh pemerintah untuk kemudahan berbisnis ini begitu tuturnya
(nkrisatu/Christin)
Be the first to comment