Sektor Tenaga Kerja Masih Jadi Celah “Black Campaign” Bagi Industri Sawit
Jakarta, Indonesiatodays.com
Sawit merupakan industri yang sangat menjanjikan. Bahkan, industri kelapa sawit telah terbukti tahan terhadap goncangan krisis ekonomi nasional ketika ada kontraksi ekonomi dunia.
Hal tersebut dibuktikan dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat di industri sawit sebanyak 16 juta pekerja dalam rantai pasok sawit, yang mana 3,78 juta di antaranya adalah pekerja perkebunan. Selain itu, tantangan yang dihadapi petani dan pengusahapun semakin besar.
Pengurus Bidang Ketenagakerjaan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Immanuel Manurung menegaskan bahwa seluruh perusahaan yang termasuk anggota gapki telah memenuhi standar operasional prosedural (SOP) tenaga kerja di industri perkebunan sawit.
“Di GAPKI ada standard ISPO, itu kewajiban perusahaan di Indonesia untuk tersertifikasi ISPO. Tentu juga ada standard lainnya yang dipenuhi seperti RSPO dan ICC,” kata Immanuel Manurung talkshow GenSawit Corner: Mengupas Isu Ketenagakerjaan di Sektor Perkebunan Kelapa Sawit.
Namun, yang mesti harus diperhatikan adalah soal isu negatif soal tenaga kerja yang masih sering diserang oleh beberapa kepentingan. Hal ini harus jadi perhatian bersama bagaimana mengatasi persoalan soal black campaign yang terus digerakkan oleh LSM.
National Project Officer-Livelihood International Labour Organization (ILO), Yunirwan Gah menegaskan banyaknya black campaign atau kampanye hitam terhadap industri sawit baik di dalam maupun luar negeri harus menjadi masukan penting bagi industri sawit dalam operasionalnya.
“Black campaign itu harus menjadi “alarm” bagi industri sawit agar memperlakukan pekerjanya dengan benar,”ucapnya dalam Talkshow GenSaw Corner.
Dia menegaskan industri harus menyadari kontribusi besar tenaga kerja terhadap keberlangsungan industri sawit. Ia pun berharap Pemerintah juga intens mensosialisasikan aturan aturan ketenagakerjaan terhadap industri sawit. Tentang bagaimana hak hak para pekerja itu harus dipenuhi oleh pelaku industri.
“Kepada anak anak muda yang mau terjun ke industri sawit juga saya minta cek dulu di Depnaker terkait lingkungan kerja yang akan anda masuki. Seperti apa jenis pekerjaannya, bagaimana kontrak kerjanya, serta perlindungannya jika terjadi kecelakaan. Itu harus dicek dulu sebelum masuk baik ketika mau bekerja di industri sawit RI ataupun di luar negeri seperti Malaysia,” ujarnya.
Ridho Ikhsan selaku Petani Milenial mengaku mendapat banyak manfaat ekonomi setelah bekerja di industri sawit.
Lantaran itu, banyak anak-anak muda tertarik menjadi bagian dari pekebun atau perusahaan sawit. Penghasilan yang lumayan, hidup terjamin, dan anti bangkrut, jadi alasan generasi milenial mau terjun di industri ini. Hal itu diungkapkan juga oleh Vaga Sugama, seorang buruh yang bekerja di perusahaan sawit.
(Hotben)
Be the first to comment